Rasa bersalah perspektif psikoanalisis Sigmund Freud


Rasa bersalah
See the source image


Apa itu rasa bersalah? Coba bayangkan sejenak tentang semua ingatan dalam dirimu, adakah rasa bersalah yang masih ada dalam dirimu yang belum terselesaikan? Adakah rasa yang masih mengganjal akan sesuatu yang belum sempat kamu selesaikan? Jika ada, ceritakan itu kembali dalam dirimu, dan cobalah mencari solusi menurut pandanganmu.

Rasa bersalah adalah sebuah perasaan kompleks dari ketakutan, pelanggaran, kesalahan, tuduhan, penyesalan, perbaikan, pertobatan. Rasa bersalah lahir dari pelanggaran atas hukum pidana, hukum masyarakat, hukum moral yang berlaku di suatu tempat dimana ia berada. Menurut psikoanalisis sigmund freud, rasa bersalah lahir dari dalam diri individu, khususnya dari super ego. Ego yang menjadi sebuah pemuas ID dimana ego melakukan sesuatu yang dikehendakinya namun perbuatan itu melanggar tatananan hukum masyarakat ataupun melawan cita-cita diri yang sering disebut dengan super ego, karena pertentangan ego yang melawan super ego tersebut, terjadilah rasa bersalah dalam diri individu yang membayangi kehidupannya. Rasa bersalah  pada individu yang tidak bisa ditangani dengan baik, rawan akan depresi yang bisa mengganggu kehidupan individu tersebut, bahkan efek bisa menimbulkan rasa putus asa dan keinginan untuk bunuh diri.

Ada gejala-gejala yang umumnya dialami oleh orang yang memiliki rasa bersalah, perasaan bersalah bisa karena memang ia melakukan hal yang melanggar hukum (real guilt) dan perasaaan salah semu yang biasanya terjadi karena pengalaman dari dalam diri manusia yang tertimbun lama (pseudo gulit).

Perilaku teladan (examplary behavior) yaitu ia bebuat baik dan ramah atas lingkungannya agar ia dapat menutupi rasa bersalah atas dirinya

Keluhan pada tubuh (somatic bodily complaints) karena rasa bersalah yang ada dalam diri dan terus mengganggu pikiran, berefek pada rasa sakit pada kepala.

Perasaan depresi  (feeling of depression)  yaitu perasaan selalu menyealahkan dirinya sendiri atas suatu perbuatan yang berlebihan yang berefe pada rasa depresi yang sangat kuat.

Penghukuman diri (self-condemnation) karena perbuatan yang dilakukannya, ia menyalahkan dirinya sendiri dengan menghukum diri seperti tidak mau makan atau tidak mau melakukan hal-hal pokok yang harus dilakukannya

menurut sigmund freud, ada 4 varietas rasa bersalah, yaitu perasaan bersalah yang sebagian bersifat pribadi dan bersifat untuk orang lain, perasaan bersalah yang mendorong untuk berbuat jahat,perasaan bersalah yang tiada batas, dan  kerinduan melankolis yang disebaban oleh ketidaktahuan perasaan bersalah.

Perasaan bersalah yang bersifat pribadi dan bersifat untuk orang lain dicontohkan oleh sigmund freud pada cerita seorang wanita yang di tiap malam bolak balik dari 1 kamar ke kamar lainnya, setelah di dalami oleh sigmund freud, ternyata perbuatan itu terjadi karena perasaan bersalah atas keputusannya menceraikan suaminya yang mengalami impotensi, setelah perceraian itu, ia baru sadar akan rasa cintanya yang tidak bisa kehilangan suaminya dan merasa sangat bersalah atas keputusannya.

Perasaan bersalah mendorong untuk perbuatan jahat, di ceritakan oleh sigmund freud bahwa seorang pria menendang batu kejalan, lalu ia diam sejenak, lalu mengambil batu tersebut dan mengembalikannya paa tempat semula. Setelah digali, ternyata ada bayangan dimana seorang wanita yang naik kereta kuda mengalami kecelakaan karena batu tersebut, setelah digali lagi ternyata itu adalah tunangannya. Bayangan yang irrasional tersebut ditafsirkan bahwa kecelakaan yang terjadi adalah dorongan untuk berbuat jahat pada tunangannya yang telah pergi meninggalkannya. Lalu diambilnya batu tersebut adalah karena ia tidak ingin tunangannya terluka. Dua hal yang paradoks ang membuat perasaan bersalah muncul dan mendorong untuk berbuat jahat.

Perasaan bersalah yang tiada batas, dalam ceritanya, suatu hari seorang laki-laki membunuh orang lain, ia pergi ke gereja untuk melakukan pengakuan dosa, ia mengaku telah membunuh seseorang. Pendeta pun bertanya kapan terakhir ia ke gereja, pria iyu menjawab bahwa ia sudah sangat lama tidak ke gereja sejak ia kecil. Pendeta bertanya “mengapa?” lalu dijawabnya ia pernah merobek sayap kupu-kupu hingga kupu-kupu itu mati, lalu ia berjanji tidak akan kembali lagi ke gereja karena merasa sangat bersalah

 Kerinduan melankolis yang disebaban oleh ketidaktahuan perasaan bersalah. Dalam kisahnya, freud menceritakan dengan judul, gadis murung yang tidak menarik, dimana seorang melankolis mengetahui bahwa luka yang dialaminya berbeda dengan kehilangan. Perasaan tidak mengetahui penyebabnya semakin menambah luka yang dialami.ia menulis “sebenarnya aku mengetahui mengapa aku sangat bersedih. Ini membosankan bagi, kau mengatakan ini membosankan bagimu..

...aku sangat sulit mengetahui diriku sendiri...(I,i,1-2,7) . kerinduan melankolis juga dapat digambarkan dengan perasaan cinta kepada seseorang yang tak sampai dikarenakan perbedaan derajat, perasaan membelenggu diri sendiri atas rasa cintanya yang berbeda derajat menjadikan dirinya ragu apakah dia boleh mencintainya, pertanyaaan itu terus membayangi dirinya hingga timbul depresi berat.

Itulah rasa bersalah perspektif psikoanalisis menurut penulis, keterbatasan ilmu dari penulis menjadikan tulisan ini mempunyai banyak sekali kekurangan. Kritik dan saran sangat berguna demi berkembangnya penulis atas tulisan-tulisannya.


Referensi
Singh,Kalu. 2003. Rasa bersalah. Jogjakarta.pohon sukma

Komentar