Pendidikan itu bukan 'SPRINT' di awal

Pendidikan  Itu Bukan Sprint di Awal
Hasil gambar untuk animasi pelajar sd smp sma

“Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.”
– (Imam Syafi’i)

Sebelum membahas bagaimana pendidikan seharusnya, terlebih dahulu kita harus mengetahi apa itu pendidikan. Pendidikan merupakan upaya agar memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak (ki hajar dewantara). Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan memanusiakan manusia, yaitu proses aktualisasi diri peserta didik dengan pentransferan ilmu pengetahuan, karakter, kemapuan dan segala sesuatu yang dibutuhkannya untuk aktualisai dirinya.
Pendidikan formal di Indonesia dibagi menjadi SD,SMP,SMA, dan Perkuliahan. Dimana semua itu berjenjang secara sistematis yang dimana semua jenjang itu telah sedemikian serupa dibuat untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang sebenarnya dimana empunyai kemampuan untuk mengkatualisaikan dirinya sendiri. Dalam perkuliahan oleh Dr.Ibrahim , M.Pd. beliau menjelaskan bahwa pendidikan bukanlah sprint di awal, maksud dari sprint di awal adalah dari jenjang SD siswa dipaksa untuk belajar secara keras dengan sekolah satu hari penuh, lalu setelah itu diberikan PR yang mau tidak mau harus dikerjakannya. Saat ini masa mereka adalah masa bermain dimana belajar bisa dikatakan sebgai pengisi waktu luang mereka, mereka butuh bermain untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai apa yang mereka artikan saat ini. Yang ditakutkan dari kerasnya belajar di awal adalah munculnya jenuhdi jenjang-jenjang berikutnya, dimana kejenuhan itu sangat berbahaya bagi prestasi mereka. Sebagai contoh seorang murid SD ysng dari kecil mengalami pedidikan full day dan jarang bermain dengan lingkungan dan teman sebayanya saat ia beranjak ke SMP dia akan mengenal berbagai hal baru salah satunya kebebasan yang lebih luas, dimana saat bermain yang seharusnya ia dapatkan saat SD ia tak dapatkan akan dicurahkan secara penuh dan lebih pada SMP, ia sudah jenuh dengan belajar dan ia memilih bermain dari pada sekolah ia akan membolos, tidak mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
Bermain
Belajar













          Belajar dapat digambarkan seperti gambar segitiga diatas, yaitu A,B,C,D sebagai penggambaran bermain peserta didik dan E,F,G,H adalah masa belajar siswa. Berikut penjelasannya:
1.     Masa SD
Dalam gambar di atas, masa SD berada dalam kondisi A dan H, A adalah masa bermain peserta didik, terlihata dalam gambar bahwa saat SD adalah masa peserta didik yang bermain adalah besar namun bertolak belakang dengan saat belajar siswa ( keadaan H) yang masih sedikit. Artinya bahwa masa itu adalah saat peserta didik dalam mengaktualisasaikan dirinya sendiri cenderung lebih besar bemain dari pada belajar, bisa diakatakan bermain adalah prioritasnya saat itu.
2.     Masa SMP
Masa SMP digambarkan oleh B dan G, yaitu dimana masa bermain (B) sudah mulai berkurang dari pada masa bermain sebelumnya, dan berbanding terbalik dengan masa belajarnya, masa belajar SMP (keadaan G) porsinya bertambah dari pada sebelumnya, namun pada masa ini belajar sudah mulai berimbang walaupun masih adakecenderungan lebih besar bermainnya
3.     Masa SMA
Masa SMA digambarkan dengan keadaan C dan F, dimana masa bermainnya (keadaan C) sudah berkurang, yaitu berbanding terbalik dengan masa belajarnya (keadaan F), pada masa ini belajar adalah sudah menjadi prioritas dari pada masa bermainnya, itu berarti peserta didik telah harus siap menghadapi berbagai tugas-tugas, namun masa ini tetap tidaklah berarti masa bermain peserta didik telah habis, tetap ada masa bermain sebagai cara peserta didik sebagai cara mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya.
4.     Masa Kuliah
Masa ini digambarkan sebagai keadaan D DAN E, yaitu dimana masa perkuliahan masa bermainnya telah sangat tipis, masa kuliah seharusnya diisi dengan belajar(baik belajar dalam akademik maupun non akademik), masa belajarnya adalah prioritas tinggi, waktu bermain harus dikesampingkan karena masa ini mahasiswa dididik dengan ketat agar pada masa pendidikan ini mahasiswa telah menjadi manusia yang sebernarnya dengan mempunyai kemampuan sesuai dengan minat bakatnya.


          Begitulah penggambaran proses pendidikan yang disampaikan oleh Dr. Ibrahim,M.Pd. saat mengampu salah satu mata kuliah diUIN Sunan Kalijaga dalam prodi Pendidikan matematika. Tentu saja ada banyak kekurangan yang disampaikan dalam tulisan ini mengenai pemikiran beliau karena mengingat penulis masih dalam proses pembelajaran, bila ada kekurangan maupun kesalahan kiranya para pembaca sudi untuk membenarkannya. 



Komentar